Kita melihat akhri-akhir ini banyak hubungan yang putus atau mengalami kekecewaan baik dalam hubungan persahabatan, hubungan pasangan, dan hubungan didalamTuhan. Itu semua terjadi karena kurang atau tidak adanya komitmen.
Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana. Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya. Keduanya mengambil perempuan Moab: yang pertama bernama Orpa, yang kedua bernama Rut; dan mereka diam di situ kira-kira sepuluh tahun lamanya. Lalu matilah juga keduanya, yakni Mahlon dan Kilyon, sehingga perempuan itu kehilangan kedua anaknya dan suaminya. Kemudian berkemaslah ia dengan kedua menantunya dan ia pulang dari daerah Moab, sebab di daerah Moab ia mendengar bahwa TUHAN telah memperhatikan umat-Nya dan memberikan makanan kepada mereka. Maka berangkatlah ia dari tempat tinggalnya itu, bersama-sama dengan kedua menantunya. Ketika mereka sedang di jalan untuk pulang ke tanah Yehuda, berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: "Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku; kiranya atas karunia TUHAN kamu mendapat tempat perlindungan, masing-masing di rumah suaminya." Lalu diciumnyalah mereka, tetapi mereka menangis dengan suara keras dan berkata kepadanya: "Tidak, kami ikut dengan engkau pulang kepada bangsamu." Tetapi Naomi berkata: "Pulanglah, anak-anakku, mengapakah kamu turut dengan aku? Bukankah tidak akan ada lagi anak laki-laki yang kulahirkan untuk dijadikan suamimu nanti? Pulanglah, anak-anakku, pergilah, sebab sudah terlalu tua aku untuk bersuami. Seandainya pikirku: Ada harapan bagiku, dan sekalipun malam ini aku bersuami, bahkan sekalipun aku masih melahirkan anak laki-laki, masakan kamu menanti sampai mereka dewasa? Masakan karena itu kamu harus menahan diri dan tidak bersuami? Janganlah kiranya demikian, anak-anakku, bukankah jauh lebih pahit yang aku alami dari pada kamu, sebab tangan TUHAN teracung terhadap aku?" Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya. Berkatalah Naomi: "Telah pulang iparmu kepada bangsanya dan kepada para allahnya; pulanglah mengikuti iparmu itu." Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!" (Rut. 1:1-17)
Didalam setiap masalah yang pernah kita alami, terkadang kita merasa sepertinya Tuhan tidak menjawab dan menolong kita. Tetapi kita harus tetap memiliki komitmen didalam Tuhan. karena dalam setiap ujian, Tuhan mau kita naik kelas dan bertambah dewasa didalam Tuhan.
Kita belajar bagaimana komitmen Rut tetap mengikuti Naomi, Rut tidak mau meninggalkan Naomi, pulang dan pergi Rut terus mengikutinya, hatinya tetap berpaut dan bersungguh-sungguh.
Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya. (Rut. 1:14)
Komitmen :
* Komitmen itu berhubungan dengan waktu, tidak instan.
Dalam sebuah komitmen kita perlu waktu untuk terus belajar dengan sungguh-sungguh, tidak bisa secara instan.
* Komitmen itu melampaui logika dan perasaan.
Ketika kita mempunyai komitmen kepada Tuhan, maka Tuhan memberikan hal-hal yang terbaik dan memberkati kita diluar logika dan perasaan kita.
Komitmen itu benih untuk mengalami terobosan mujizat.
Ketika kita komitmen ada benih bagi setiap kita untuk mengalami terobosan dan mujizat.
Ketika kita komitmen didalam Tuhan dan komitmen terhadap janji-janjiNya, maka Tuhan akan menggenapi setiap apa yang dijanjikanNya kepada kita. Untuk itu marilah kita terus komitmen kepada Tuhan, komitmen untuk melayani Tuhan, dan tetap setia mengikut Tuhan apapun yang terjadi baik dalam keadaan susah maupun senang, baik dalam setiap proses yang kita alami kita tetap mengasihi Tuhan. Tuhan adalah Allah yang setia, yang selalu mengasihi dan menerima kita. Meskipun terkadang kita tidak setia, tetapi Tuhan tetap setia kepada kita.
jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya." (2 Tim. 2:13)
"TUHAN YESUS MEMBERKATI"
Comments
Post a Comment