Jangan sampai aktifitas rohani sampai dijadikan berhala. Kekristenan adalah berbicara nilai hidup dengan kualitas yang tinggi, moralitas yang unggul, dan bermartabat. Semakin kekristenan ditekan, dihina, maka semakin elegan tampilan hidupnya sebab nilainya ada dalam satu pribadi yang menjadi Juruselamat dan yang memberi hidup kekal. Kehidupan Kristen bukan terletak pada berapa banyaknya rutinitas agamawi atau aktifitas rohani seperti ibadah, upacara keagamaan, liturgi ibadah yang kita lakukan, tetapi pada kualitas rohani dimana hidup kita menampilkan kehidupan Kristus (to be like Christ, memiliki karakter Kristus menjadi seperti Kristus). Menampilkan kehidupan seperti Kristus adalah menghasilkan buah.
"Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"" (Matius 8:23-27).
Kebenaran yang dapat kita peroleh dari ayat di atas adalah :
Ay. 23. Meskipun aktifitas rohani kita banyak, walaupun kita hidup dan berjalan bersama Kristus setiap hari, tetap saja kita akan mengalami masalah hidup. Para murid Yesus setiap waktu menyaksikan mujizat, pengajaran yang agung dan berkuasa, bahkan segala aktifitas rohani yang hebat lainnya telah mereka lakukan bersama Yesus, tetap saja mereka mengalami masalah hidup yang berat. Standar kekristenan yang luar biasa itu adalah tetap bisa memandang, percaya, berharap, dan berpegang teguh kepada Tuhan Yesus di tengah-tengah keadaan yang tidak baik sekalipun; itulah kualitas rohani seorang murid Kristus yang luar biasa.
Ay. 24. Mengikut Yesus bukan berarti hidup tidak ada masalah, namun respon orang percaya terhadap masalah menentukan kualitas rohani kita. Masalah tetap datang selama kita hidup, tapi penting untuk Anda ingat bahwa ketika masalah datang (angin dan gelombang menerpa) Tuhan Yesus tidur. Masalah tidak akan selesai oleh karena kekuatan dan hikmat kita. Jika masalah yang kita hadapi bersumber dari:
Internal diri kita sendiri, maka RESPON kita adalah DATANG KEPADA TUHAN, mohon anugerah pengampunan-Nya, dan ISTIRAHAT (MENJADI TENANG – TIDUR SEPERTI YESUS).
Eksternal atau dari luar, maka RESPON kita adalah DATANG KEPADA TUHAN, duduk tenang di kaki Tuhan, dan ISTIRAHAT (MENJADI TENANG – TIDUR SEPERTI YESUS).
Sebab Ia akan menyelesaikannya bagi kita, dan akhir dari semuanya adalah kedewasaan rohani kita yang semakin meningkat. Yesus Kristus tidak pernah meninggalkan kita dan Dia menghargai setiap pribadi yang rindu bangkit dari keterpurukan hidup.
Ay. 25. Setiap kali ada masalah, tinggal datang saja kepada Tuhan, namun masalahnya antara perkataan suka berbeda dengan iman kita. Menjaga perkataan kita, tidak panik ketika masalah menerpa hidup kita. Kadangkala sebagai orang percaya, kita percaya kepada kuasa Tuhan tapi mulut kita memaki, mengumpat, tidak ada kata-kata iman yang keluar dari mulut kita yang dapat memberkati orang di sekitar kita. Menjadi orang Kristen harus berintegritas dalam iman dan perbuatan kita, tetap percaya dan tidak gentar menghadapi pergumulan hidup.
Ay. 26. Selain datang kepada Tuhan saat menghadapi masalah, persoalan yang jauh lebih penting lagi adalah menjadi PERCAYA dan BERSANDAR PADA TUHAN yang sanggup menyelesaikan masalah hidup. Kita punya Tuhan yang berkuasa atas alam semesta, maka badai apa pun PASTI dapat Dia atasi. Tidak ada persoalan yang berada di luar kendali Tuhan, sebab itu teguhkan hati kita dan tetaplah percaya. Pergaulan kita dapat menentukan kualitas rohani kita; banyaklah bergaul dalam komunitas anak-anak Tuhan yang dapat membangun iman kita.
Ay. 27. Murid-murid yang telah melihat mujizat dan mendengar pengajaran Yesus ternyata tidak mengenal Yesus Kristus secara pribadi. Ini bukti bahwa aktifitas rohani tidak menjamin kualitas dari kerohanian seseorang. Mereka bingung dan bertanya, "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?" Iman kita bertumbuh bukan karena melihat mujizat, tetapi karena melakukan kehendak Tuhan.
Membangun hubungan intim dengan Tuhan akan membawa kita masuk pada pengenalan yang benar akan pribadi-Nya, dan dengan demikian kita tidak akan ragu dan sangsi akan kuasa dan keilahian Kristus Yesus Tuhan kita.
Dalam banyaknya kesibukan aktifitas rohani kita, jangan lupa beri waktu untuk INTIM DENGAN TUHAN SECARA PRIBADI (bersaat teduh, merenungkan Firman, dan bersekutu dengan sesama orang percaya) supaya iman kita dan pengenalan kita akan Tuhan semakin kuat dan kualitas rohani kita makin naik.
Comments
Post a Comment