Dihakimi dan ditegur hampir mirip, namun terdapat perbedaan. Dihakimi dan ditegur sama- sama terjadi diantara dua subjek (subjek yang menghakimi dan subjek yang dihakimi; begitu juga dengan menegur dan ditegur). Orang lebih sering memakai kata ditegur daripada dihakimi, karena dihakimi memiliki konotasi yang kurang baik.
Beberapa hal tentang dihakimi :
Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.(Mat. 7:1)
Jangan sekali- kali menghakimi orang agar kita tidak dihakimi. Orang benar percaya dengan adanya hukum tabur- tuai, karena mereka percaya tidak akan ada lagi penghakiman di akhir zaman bagi mereka. Orang benar tidak perlu menghakimi orang fasik di dunia ini, karena nanti akan ada waktunya bagi orang benar untuk menghakimi bersama Yesus di akhir zaman. Jangan kita menjadi cepat untuk menilai segala sesuatu.
Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.(Mat. 7:2)
Kalau kita mengukur dan menilai segala sesuatu hanya dengan ukuran yang kita pakai, maka penilaian kita akan salah. Kita jangan mencari segala sesuatu dengan expetasi yang tinggi. Ukuran yang baik untuk orang A belum tentu ukuran yang baik untuk orang B. Koreksi diri kita apakah kita mengukur segala sesuatu dengan penilaian kita saja karena ukuran yang kita pakai akan dipakai juga oleh orang lain untuk mengukur kita.
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?(Mat. 7:3)
Banyak orang pintar menilai orang lain daripada menilai diri sendiri, bahkan tidak bisa menilai dirinya sendiri. Hubungan yang intim dan pergaulan yang erat dengan Tuhan akan dapat membuat kita menilai diri kita sendiri dengan benar.
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.(Mat. 7:4)
Orang yang sering gosip atau menjelekkan orang lain, biasa orang itu lebih buruk dari orang yang digosipkan.
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.(Mat. 7:5)
Sebelum kita menghakimi orang, terlebih dahulu kita instropeksi diri kita sendiri. Marilah kita berbenah diri karena kita tidak baik dari orang yang kita bicarakan.
Beberapa hal tentang ditegur :
"Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
Ada dua macam teguran, teguran yang menghancurkan dan teguran yang mendidik. Seringkali orang yang menegur; tegurannya adalah teguran yang menghancurkan. Orang yang menegur seharusnya berbicara secara privasi terlebih dahulu dengan orang yang akan dia tegur. Pembicaraan empat mata secara privasi akan memunculkan jalan keluar. Berikan jalan keluar kepada orang yang kita tegur karena itu adalah buah rohani.
Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! --dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu supaya ia bertobat dari hidupnya, tetapi ia tidak mau bertobat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.(Yeh. 33:8-9)
Teguran yang kita berikan secara tepat dan dengan bahasa yang tepat akan membuat orang lain menjadi selamat.
Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.(Mat. 18:16-17)
Teguran berbicara tentang konseling. Apabila pembicaraan empat mata tidak memunculkan solusi, sebaiknya kita berbicara dengan dua atau tiga orang yang lain. Kalau dua tiga orang juga tidak memunculkan solusi, barulah kita memunculkan teguran itu kepada orang banyak
Stop menghakimi orang lain, mulailah untuk mengkoreksi diri sendiri terlebih dahulu.
Comments
Post a Comment